Kemenangan Arema 1-0 atas tuan rumah Persita, yang menempatkan mereka di posisi kedua dengan 27 poin, begitu penting. Semua ini tiada lain berkat Cristian Gonzales. Pemain yang dijuluki El Loco atau Si Gila ini mencetak satu-satunya gol Arema di menit 44 memanfaatkan umpan matang Greg Nwokolo.
Bagi Gonzales, gol ini membuktikan bahwa dia tetap tajam di usia senja. Dirinya kini sudah mencetak 10 gol dari 11 penampilannya bersama Arema. Hebatnya, jumlah gol itu dihasilkan dengan “hanya” perlu melakukan 15 tendangan ke arah gawang.
Gonzales juga membuktikan dia masih pantas menyandang predikat penyerang papan atas Indonesia, meski kini sudah ada Sergio Van Dijk.
Kekuatan utama Gonzales terletak pada instingnya mencetak gol. Dia penyerang yang mampu mencari posisi yang bagus di daerah pertahanan lawan sehingga memudahkan rekannya untuk memberi umpan matang. Gonzales punya visi bagus, mampu mencari celah, serta punya tendangan dan sundulan mematikan.
Crisgo, nama sapaan Gonzales, bukan tipe penyerang yang suka berlama-lama dengan bola. Menurut data dari Lab Bola sepanjang musim ini dia baru melakukan percobaan dribble tiga kali — dua di antaranya berhasil.
Di Arema, Gonzales memang penyerang utama di garis terdepan, dia tidak perlu sering-sering mengambil bola dari lini kedua. Tetapi karena sering menunggu di depan, Crisgo sudah tertangkap offside sebanyak 16 kali musim ini.
Gonzales beruntung dianugerahi postur ideal seorang striker dan ditunjang pula dengan fisik prima. Dengan badan besarnya, dia bisa menahan bola dari lawan untuk menunggu rekannya membantu. Dia juga bisa menjadi dinding bagi pemain lain untuk membangun serangan. Posturnya yang besar ini bisa dimanfaatkan pula untuk mengambil bola dari lawan.
Musim ini Gonzales sudah membukukan 14 kali halauan di daerah lawan yang bisa bermanfaat untuk membangun serangan, menurut data Lab Bola.
Meski berusia 37 tahun, Gonzales masih mampu bermain 90 menit penuh. Pria kelahiran Montevideo ini sudah bermain di 11 pertandingan (10 kali sebagai starter dan satu pengganti) dengan 835 menit permainan sejauh ini.
Gonzales mungkin masih bisa bermain untuk satu hingga dua musim lagi di Liga Indonesia. Mungkin juga dia mengikuti jejak Keith Kayamba Gumbs yang bisa bermain hingga usia 40 tahun. Dengan kondisi fisiknya yang masih prima, hal itu bukan tidak mungkin.
Cristian Gonzales merupakan cerita tersendiri bagi sepak bola Indonesia. Sejak bergabung dengan PSM Makassar pada tahun 2003, kiprahnya langsung mencuri perhatian. Bersama Oscar Aravena, keduanya menjadi duet tersubur di Liga Indonesia dan mengantarkan PSM menjadi juara kedua Liga Indonesia kala itu.
Setelah dari PSM, Gonzales kemudian melanglang buana ke Persik Kediri. Di sinilah dia berhasil meraih gelar juara Liga Indonesia 2006 setelah mengalahkan PSIS Semarang dalam final yang digelar di stadion Manahan Solo 1-0 berkat gol yang dicetaknya di masa perpanjangan waktu.
Sebelum bergabung bersama Arema di musim ini, Gonzales pernah bermain pula untuk Persib Bandung dan Persisam Putra Samarinda. Dari berbagai klub yang sudah disinggahinya, Gonzales bisa disebut sebagai salah satu penyerang terbaik, jika memang tidak boleh disebut yang terbaik, yang pernah berlaga di liga Indonesia. Hingga musim ini, Gonzales sudah mencetak 201 gol — yang terbanyak sepanjang sejarah Liga Indonesia.
Setelah menjalani naturalisasi, Gonzales bermain bersama tim nasional. Dia mencetak 11 gol dari 19 pertandingan. Dia menampilkan permainan terbaik saat berlaga di Piala AFF 2010. Karena konflik internal PSSI, Gonzales tidak ikut bermain di Piala AFF 2012.
Namun, Gonzales bukannya tanpa cela. Dia punya temperamen tinggi. Sepanjang musim ini dia sudah melakukan 11 pelanggaran dan mengoleksi satu kartu kuning.
Dia pernah memukul pengurus Persita Tangerang pada putaran kedua Liga Indonesia 2004, menanduk Emmanuel de Porras di final 2006, meludahi wasit Hidayat tahun 2007, berkelahi dengan Abanda Herman di babak delapan besar Liga Indonesia 2007, hingga dihukum tidak boleh bermain selama setahun setelah memukul bek PSMS Medan Erwinsyah Hasibuan.
Semua hukuman berat buat Gonzales dibatalkan. Atau dengan kata lain, dia diampuni oleh ketua PSSI kala itu, Nurdin Halid, dan Komisi Disiplin PSSI.
Kini, Gonzales sudah mulai mampu mengontrol emosi. Setelah kasusnya di 2008 memukul Erwinsyah, Gonzales tidak lagi terlibat perkelahian atau perilaku tidak sportif berkategori berat. Pemain yang memiliki nama Islam Mustafa Habibi, ini akan langgeng menghiasi buku sejarah panjang sepak bola Indonesia sebagai salah satu penyerang paling tajam yang pernah bermain di Indonesia.
Apalagi, jika Gonzales bisa mengantarkan Arema menjadi juara Liga Super Indonesia musim ini dan menjadi penyerang paling produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar